Minggu, 15 Agustus 2010

Pertolongan Pertama Pada KeCELAKAAN Data (Bag.1)

crash1

Apabila kerusakan storage terjadi, Anda harus mengambil dua tindakan daruratsekaligus. Membetulkan storage tersebut secara fisikdan menyelamatkan data penting yang terdapat di dalamnya.

crash2
Smart NTFS Menemukan file yang telah disingkirkan dari Recycle Bin.

crash3
Software Recuva Pada window preview, tersaji deretan file yang dapat diselamatkan.

Derap langkah teknologi digital membawa kita menuju dunia kemudahan dan kecepatan, termasuk tekno­logi penyimpanan data. Penyimpanan data secara digital semakin memudahkan penggunanya. Mulai dari data penting, laporan kantor, rekening bank, hingga koleksi foto pribadi. Namun, media penyimpanan data berupa hard disk, flash memory, CD, dan DVD memiliki umur dan daya tahan tersendiri. Bahkan, umur tersebut dapat berkurang dras­tis apabila Anda selaku pengguna melakukan beberapa kesalahan yang terbilang fatal.

Apabila tidak memiliki strategi backup yang baik, Anda akan menjadi saksi kehancuran eksistensi digital Anda sendiri. Namun, Anda dapat melakukan serangkaian pertolongan pertama untuk me­ngembalikan data-data yang hilang.

Dalam tulisan kali ini, CHIP menyajikan rangkaian penyelamatan untuk menangani kasus darurat, memberi panduan mengenai apa yang dapat dilakukan, dan software apa saja yang harus digunakan. Untuk setiap tipe storage, kami tunjukkan kasus termudah hingga tersulit.

Hard disk: menyelamatkan data yang tidak sengaja terhapus

Me-restore data yang terhapus sebenarnya mudah. Windows telah menandai file-file dalam Recycle Bin sebagai “deleted file(s)”. Untuk itu, sistem operasi hanya menulis ulang 2 Byte dalam Master File Table (MFT) pada hard disk NTFS.

Me-restore data terhapus bisa juga dilakukan dengan software Smart NTFS dan Smart FAT. Tools yang tepat bergantung pada sistem file yang bersangkutan. Anda dapat mengetahuinya melalui “Properties” dengan klik kanan drive yang bersangkutan di dalam Windows Explorer.

Apabila file yang bersangkutan belum lama terhapus, gunakan mode pencarian “Normal”. Apabila sudah lama atau partisi telah diformat ulang, gunakan mode “Extended”. Mode ini membutuhkan waktu yang lebih lama, tetapi pencarian juga dilakukan di luar MFT berdasarkan signature file.

Mungkin saja file yang bersangkutan sudah rusak sehingga tidak ada gunanya di-restore. Untuk melihat kondisi file dapat dilihat di menu “Restore Possibility”. Terakhir, tandai semua file yang perlu direstore dan klik “Restore”.

Apabila ingin mencari pada partisi sis­tem, gunakanlah penyelamat data yang dapat langsung di-start dari flash disk. Untuk itu, tersedia software portable bernama Recuva (www.piriform.com/recuva). Begitu software dijalankan, klik “Do not display the wizards while starting” dan “Stop” untuk masuk ke menu utama. Di sana, pilih partisi sistem. Untuk hasil yang lebih baik, pilih “Deep Scan” dalam “Settings”. Setelah itu, klik “Scan” untuk memulai proses penyelamatan.

Selain Recuva, PC Inspector File Recovery dapat mencari partisi lama pada hard disk dan mengambil hasilnya sebagai dasar untuk scan data. Begitu software ini berjalan, klik “Find lost drive” dan tandai hard disk dalam tab “Physical Drive”, misalnya “Local Drive #1” dan klik “Find Logical Drive”. Di bawah “Logical Drive”, muncul sebuah entri baru yang ditandai sebagai “(lost)”. Tandai entri dan jalankan scan dengan sebuah klik pada tanda cek berwarna hijau.

Hard disk: menyingkirkan kesalahan software

Penyelamatan data menjadi lebih rumit apabila tabel partisi atau MBR diubah. Dampaknya, drive “hilang” atau Windows sama sekali tidak dapat di-start. Dampak tersebut muncul karena hanya empat partisi primer yang dimungkinkan. Windows secara otomatis mengonversi semua partisi menjadi volume dinamis begitu Anda membuat partisi kelima.

Pada PC dengan satu sistem operasi tidak masalah. Apabila ada beberapa versi Windows, hanya sistem operasi yang membuat volume dinamis yang bekerja. Untuk mendapatkan kembali PC multi- boot, hard disk berisi volume dinamis harus dikonversi kembali ke partisi biasa.

Untuk kasus ini, gunakan software TestDisk yang siap mencari entri-entri lama dalam tabel partisi dan me-restorenya. Dengan demikian, media dasar semula dapat di-restore tanpa kehilangan data. Namun, metode ini tidak berfungsi pada sistem RAID.

Jalankan TestDisk, tandai hard disk yang akan diperiksa, lalu klik “Proceed”. Setelah memilih tipe tabel (biasanya “Intel”), kemudian pilih “Analyze” untuk menampilkan volume aktual. Kini aktifkan “QuickSearch”, TestDisk akan men-scan hard disk untuk mencari entri partisi lama. Partisi yang ditemukan akan di-tandai warna hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar